Rabu, 14 September 2011

Bahas Novel Gemblung "Paimo & Mak Jenun"

Alamak...! Hari gini masih aja ada nama Paimo? Apa kata dunia???


Haddeewh..
Paimo...Paimo... Cinta yang bagaimana sih yang kau inginkan?? Kau malah memilih janda beranak empat. Sudah perawakannya gendut, buruk pula.
Dasar !!
Cinta memang tak bisa ditebak. Cinta bisa menerkam siapapun, kapanpun, dimanapun, dan dengan kondisi bagaimanapun... (Pun nggih.. (Jawa:sudah ya..)) Seperti kata pepatah manusia yang berkata 'cinta bagai tai kucing rasa coklat!'
Apes dah lu makan itu pupnya kucing.. Hehehe.. Ketiban cinta tapi tak direstui ama anak sulung emaknya, Markuntil. Padahal udah terbuka tuh pintu rumah Mak Jenun, inceran sang pujaan hati. Demenan si pemilik gondrong atas-bawah. 

Hanya sekadar menganalisa Novel gemblung milik Om Sutanto Ari Wibowo, yang katanya Novel Best Teler Suwer Kewer-Kewer.. Sepertinya aku harus mendapatkan novel ini agar bisa melupakan sejenak penat yang ada dalam pikiranku.. (Lho... analisa apa alih-alih curhat..??)
Yang jelas selamat bergendeng ria bersama-sama... (Tapi aku ga mau ah...Hahaha.....Kabuuuurrr......)


***

Sekilas tentang isi buku:
Bila kamu masih mencintaiku seperti dahulu dengan sepenuh hati, maka bersegeralah kamu menemuiku. Pintu rumahku kini terbuka untukmu. Anak-anakku sudah memaafkanmu. Kini, tinggal musyawarah kita saja, kapan dan tanggal berapa kita akan melangsungkan pernikahan. Lalu kikuk-kikuk. Hehehe.
Bye bye Mas Paimo yang gondrong atas-bawah.
Aku menunggumu.

Mak Jenun.

***

Cinta bisa menyerang siapa saja. Di mana saja. Kapan saja. Sialnya, cinta itu tak memandang harta, wajah, dan postur tubuh. Seperti halnya Paimo, yang begitu mencintai kekasihnya, Mak Jenun, walau ia gemuk, buruk, janda beranak empat, dan melarat! Walau harus berhadapan dengan Markuntil, anak Mak Jenun yang paling garang menantang hubungan dua orang yang dianggapnya terlarang, Paimo tetap tegar tak gentar.

Ya, kisah Paimo & Mak Jenun dalam novel ini adalah roman cinta paling gila, lucu dan menghibur, sekaligus memberikan wejangan hati yang sering ngelantur. Dituturkan dalam bahasa yang mengalir, apa adanya, dan penuh dengan guyonan khas penulisnya, novel berlatar tempat di Pasar Njalen, Desa Mbubut, Kecamatan Keok-Keok, Kabupaten Telek Pitik ini siap mengantarkan Anda untuk sejenak melupakan segala problema hidup yang kian mengangkasa.

Sugeng mersani!

Selamat ngakak bersama karya Om Sutanto Ari Wibowo Nendang Boto Limo Ora Popo Mung Gur Mlenthung Gedene Sak Prinsilane Sapi Brenggolo ini!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your IP Address

Comment with Facebook

Pengunjung Negera

free counters