Senin, 25 Juli 2011

Penyesalan Anak Asuhan

maaf jika ada yang tersinggung

Malam kesepian tanpa sang Ayah
Saat itu pula malam tanpa keluarga

Penulis Mulung

Penulis Mulung

Lagunya sempurna
Nada, not, lirik

Antropologi di Hidupku



Wajahku hari ini murung
Kusut layu bak kakek peyot
Dengan bibir manyun maju
Hump....

Terbaik Bagimu

Terbaik Bagimu

Rasa ini terulang saat semuanya kembali
Terbaik bagimu

Mau Dibawa ke Mana??

Mau Dibawa ke Mana??
(Bukan Sebuah Lagu)

Kau tahu apa yang ku rasakan?
Kau tahu apa yang tlah ku korbankan?
Kau tahu apa yang seharusnya ku miliki?
Perasaan ini sungguh sangat pedih
Perih, hingga hati turut teriris
Ingin menangis sejadi-jadinya
Seribu kata tak terucap di mulut
Hanya dalam hati
Seribu bahasa pengantar untuk mengungkapkan tapi tiada guna
Masih perih,

Sekarang mau di bawa ke mana?
Hati yang dulu sebelum ku korbankan semuanya?
Atau hati yang telah terkontaminasi olehmu?
Berharap kau tak kan mengubah pendirianku lagi
Jangan, jangan sampai terjadi
Pendirianku yang tertanam teguh
Kau goyahkan begitu saja
Aku mudah terkontaminasi
Jadi ku harap kau mengerti dan mengerti

Burung-Burung Terkurung

Burung-Burung Terkurung

Penuh,
Kata orang penuh adalah sesak
Tak ada tempat sampai sumpek
Arti kata tak muat

Apakah itu juga berarti pada burung?
Saat incaran tepak sasaran pada makhluk bersayap
Tertangkap
Lumpuh
Tak berdaya
Kau jadikan makhuk bersayap sama seperti, seperti terhenti gitu loh !!!
Mati
Dan dalam hati burung bernyanyi
Burung-burung di langit Bumi
Bernyanyi saat-saat nafas terhenti

K.A.H.E.S (Kemarin, Hari ini, Esok, Seterusnya) [ 1 ]

K.A.H.E.S Part 1

Sumpah ...!
Kemarin aku temui diriNya dalam gelap lelap
Demi Allah ...!
Hari ini ku tlah temui diriNya saat semua tertidur
Tapi aku tak tau,
Apakah esok aku kan temui diriNya saat semuanya tertidur lelap
Mungkin
Ku harap
Dan ku mohon
Aku ingin seterusnya temui diri-Nya dalam gelapku saat lelap semuanya tertidur

Sang Musisi Cinta

Sang Musisi Cinta

Gitarku,
Kupetik detik demi detik
Alunan laguku mendendangkan sebuah syahdu
Syahdu atau candu?
Ah, sang musisi terkontaminasi
Petikan yang tlah dimainkannya terhenti

Petikan gitarku detik demi detik
Sampai lagu yang syahdu merdu menggebu-gebu
Satu lagu dalam hati
‘Sampai berapa lama kan menggebu-gebu?’
Mungkin sampai datang seseorang yang membawa dalam kotak penuh tangis teriak
Sampai cek-cok dalam kotak
Sampai nekad untuk kabur
Sampai sang musisi terisolasi
Dan, sampai sang musisi tak lagi sejenak melihat sang pujaan hati

Kamis, 14 Juli 2011

Poetry Hujan : Sedih dalam Hujan

Titik–titik air membasahiku
Menemaniku dalam sepi
Tak ada yang peduli
Simpati pun enggan

Titik–titik hujan yang turun
Menutupi tetesan air dipipiku
Tak terlihat lagi

Aku…
Menunggu terjemput
Sampai ajal tiba


-o0o-


Kuis Poetry Hujan
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

Your IP Address

Comment with Facebook

Pengunjung Negera

free counters