Kamis, 12 Oktober 2017

Hadiah Ulang Tahun Terindah

Jadi ceritanya, 21 September kemarin, ada lomba kontes ratu sejagat teaser parody dari film Susah Sinyal garapan Ernest Prakasa. Nah, iseng-iseng, saya coba mention teman-teman sepergokilan untuk ikutan.

 

Star Syndrome Production, adalah sebuah project dadakan hasil plesetan dari Star Vision. Star Syndrome Production dibentuk untuk mewadahi karya-karya yang nantinya akan terkumpul di Youtube Channel HW Project. Ya, diharapkan gak sampai star syndrome beneran! Ehehe...

Pembuatan skrip teaser parody ini gak begitu lama. Konsep dibikin bareng editor. Pencarian lokasi dan perlengkapan syuting berlangsung selama dua hari. Dan, pada hari Kamis, 28 September 2017 adalah syuting perdana. Kami syuting janjian jam 4 sore. Sebelum syuting, sempat ada tragedi hampir batal syuting. Jadi ceritanya angkot yang sudah di-booking sehari sebelumnya, mendadak dipakai buat narik anak sekolah. Ini membuat tim produksi kelabakan! Nyari sewaan angkot kalo harganya gak deal, apalagi dadakan itu perjuangannya ekstra banget. Apalagi budget-nya seadanya. Belum lagi ngumpulin pemain yang kebetulan ada yang kerja dan juga ada yang pengangguran tapi banyak acara. Tapi untungnya ada satu angkot yang lagi gak narik terus mau disewain. Huft...

Tragedi lainnya, adalah kamera untuk syuting mendadak blank! Layar jadi putih. Entah kenapa, udah gitu itu kamera dapet pinjem lagi. Ah, untung pas itu tukang fotonya bawa dua kamera. Syuting berlanjut sampai Maghrib tiba. Alhamdulillah, syuting sehari langsung kelar.

Editing-nya pun digarap semalaman. Gak tau kenapa, editor-nya ngebet banget pengin langsung jadi. Sampai lewat jam 12 malam masih ngedit dan akhirnya kelar jam 02.41 WIB. Sekitar lima belas jam setelah video selesai diedit, saya beranikan diri untuk upload video ke Instagram.

Tepat tanggal 1 Oktober 2017, saya dapat mention di Instagram dari Koh Ernest. Ternyata video parodi saya di-repost. Selidik punya selidik, bagi yang video-nya di-repost sama akun @SusahSinyalMovie itulah yang masuk nominasi. Gak sabar menunggu pengumuman.


--o0o--

Semalam, info ini keluar. Tapi saya buka Instagram tadi Subuh.



Rasanya kayak mimpi, deh! Project ini sebenernya digarap iseng, tapi penuh totalitas dari para pemain sampai tim produksi. Bulan Oktober membawa berkah. Kayaknya ini salah satu kado ulang tahun terindah tahun ini (walaupun sebenernya udah lewat, 6 Oktober kemarin, wkwkwk).

Oiya, tak lupa saya berterima kasih kepada para pemain dan kru yang bertugas...

Ceritanya jadi Mama : Dewi Sekarwangi
Ceritanya jadi Tiara : Herani Puwul
Supir Profesional : Sobar Bahtiar
Kenenk Magang : Dani Teler
Penumpang Misterius : Edwin Eplay

Kru #StarSyndromeProduction :
Sutradara : Tyo Prakoso
Penulis : Tyo Prakoso
Kameramen : Kandi Kahyudi
Tim Editing : @kandiphotoproject
Tim Goyangin Angkot : Tyo Prakoso, Kandi Kahyudi, Edwin Eplay



Terima kasih atas kepercayaannya kepada kita, jadi juara 3.
Terima kasih Koh Ernest, Tim Susah Sinyal Movie, dan Star Vision.


Buat yang belum lihat videonya seperti apa, cekidot!





Nah, mau nonton behind the scene-nya? Langsung aja, nih ada di bawah.

 


--o0o--

Mau tahu sinopsis film ini?
Oke, saya coba copas di sini ya.

Bercerita tentang orang tua tunggal bernama Ellen (Adinia Wirasti) yang juga merupakan pengacara yang super sibuk. Ia memiliki putri yang mulai remaja bernama Kiara (Aurora Ribero) yang juga memiliki kesibukan sendiri, sehingga mereka berdua jarang menghabiskan waktu bersama-sama. Ketika pada akhirnya, Ibunda Ellen yang bernama Agatha (Niniek L. Karim) meninggal dunia, mereka akhirnya dipaksa berkomunikasi di lokasi yang susah mendapatkan sinyal.

Jangan lupa nonton film aslinya, yang akan siap terhubung pada tanggal 21 Desember 2017 di bioskop kesayangan Anda!



Senin, 03 Juli 2017

Berteriak Tanpa (Perlu) Bersuara

Berteriak tanpa (perlu) bersuara?
Terdengar seperti ngode, ya?

Beruntung, saya bisa belajar komunikasi yang mempelajari hal kode-mengkode. Jujur, agak kurang suka dengan jenis komunikasi non verbal ini. Pertama, karena apa yang ada di dalam hati kita, orang gak pernah tahu. Kedua, saya tipe orang yang susah nebak isi hati dan pikiran orang—karena kalo salah, nanti jatuhnya akan su'udzon.

Tapi,  memang gak ada yang bisa disalahkan, kalo memang kita gak mau bicara. Biasanya kita lempar status; kasih tahu apa yang sebenarnya kita mau. Ada yang blak-blak'an, jujur terus terang. Ada juga yang nyindir, pake kode-kode. It's okey, no problem. Bikin status biasanya orang (malah) mudah terbuka dibanding kalo kita ngomong langsung ke orangnya. Tapi hati-hati, bikin yang jujur, orang akan menilai kamu ngomong di belakang, bikin yang nyindir, orang akan jadi baper.

Semua pilihan ada sebab-akibat. Ada resiko yang harus sama-sama ditanggung. Kita gak boleh semena-mena membenci orang yang jujur bercerita lewat sosmed, bisa jadi kekuatan berkomunikasinya memang lewat tulisan. Dan kita juga gak boleh tersinggung, ketika membaca status orang lain. Atau mungkin ketika orang lain memilih untuk diam.

Jangan salah, kita sedang diam saja, itu kita juga sedang berkomunikasi, lho.
Terus, apa hubungannya dengan judul postingan ini?

Hehehe, malah jadi bahas panjang lebar yah. Tapi saya harap sih masing nyambung.


Oke.
Judul postingan ini saya buat untuk mengingat kembali apa sudah pernah saya lakukan. Berawal dari tagline sebuah brand kaos mahasiswa asal Malang, membuat saya paham, apa arti suara hati, suara tubuh, suara tangan, suara mata, dan suara-suara anggota tubuh lainnya.

Kekuatan komunikasi non verbal ini akan mengajak kita untuk jendela hati(nya) dunia. Membaca gerakan tubuh lawan bicara kita, membaca mimik muka lawan bicara kita, bahkan dengan membaca komunikasi verbal saja yang jelas-jelas sudah jelas tertuang dalam tulisan atau terdengar oleh telinga kita, akan ada teriakan yang belum kita dengar dan kita lihat. Ada kode-kode yang belum terpecahkan, yang mungkin masih dirahasiakan. Mungkin juga belum bisa diterangkan dengan sejelas-jelasnya. Mungkin belum siap menjelaskan pada saat itu juga.

Karena dengan begitu, akan ada cerita-cerita menarik di kemudian hari. Akan ada komunikasi lagi diantara kita. Akan ada silaturahim bertemu berjumpa dan bercerita.

Indah, bukan? Maaf kalo memang bukan Indah. Bukan maksud su'udzon. Kalo gak terima, yuk, ngobrol baik-baik. Kalo udah baik kan enak buat ngobrolnya.

-----------------------------------------------

Menutup postingan dengan ala kadarnya.

-----------------------------------------------

Di sudut layar, menatap dengan mata setengah sadar.
Hari ketiga di bulan setelah Juni pada tahun 2K13.
Di waktu yang bersamaan dengan bangunnya kedua orang tua untuk menjemput rezeki; untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menghidupi anak yang saat ini sedang menganggur.


Minggu, 18 Juni 2017

Mari Berkarya #BalasDi18



Mengenal Pandji Pragiwaksono lebih dari sekedar mengenalnya sebagai artis, terutama sebagai stand-up comedian adalah ketika saya gabung di komunitas Stand Up Indo Subang.

Dari situ, saya suka akan karya-karya Bang Pandji. Suka nonton video di youtube maupun nonton live acara stand-up.

Jauh sebelum saya menonton Juru Bicara Jakarta, saya sempat membeli digital download Menemukan Indonesia. Melihat perspektif baru, berkarya dengan kemasan komedi, sama halnya seperti yang saya geluti saat ini; mencoba berkarya lewat stand-up comedy. Melihat Menemukan Indonesia menjadi saya salut, komedi dibawa tur keliling dunia!

Karena sebelumnya, saya pernah berkarya lewat tulisan. Ya... saya pernah jadi penulis di beberapa buku antologi bareng penulis online, dan sempat nulis novel juga sih. Tapi, tidak lama. Awal 2014, entah apa yang ada didalam pikiran saya waktu itu, saya tidak lagi menulis. Tidak ada semangat untuk berkarya.

Untung saja, sebelum benar-benar berhenti menulis buku, saya beranikan masuk kuliah diusia 22 tahun. Dan setelah masuk kuliah, malah entah mengapa, saya rindu berkarya. Saya berfikir, jika saya mau untuk melanjutkan pendidikan diusia yang rata-rata se-angkatan saya sudah dapat gelar sarjana, kenapa tidak saya mencoba lagi berkarya? Saya pun mencoba mencari komunitas yang tidak hanya sekedar menulis, tapi juga dituangkan lewat suara. Akhirnya saya bergabung di komunitas stand-up comedy.



Dan menonton langsung Juru Bicara Jakarta, 10 Desember lalu, adalah pecut saya untuk kembali berkarya.
"Mulai aja dulu, lalu bikin yang lebih baik"
Tak hanya menuntut untuk memulai berkarya, Bang Pandji juga membuka pemikiran 3.500 penonton saat itu. Jika kita sudah berkarya, akan ada banyak karya-karya lain yang sama seperti kita. Dan bit ini menjadi alasan kengapa saya menyukai karya Bang Pandji.
"Sedikit lebih beda, lebih baik. Daripada sedikit lebih baik."
Apapun yang telah terjadi, apapun pilihan Bang Pandji, saya tidak peduli.
Karena yang saya pedulikan adalah menghargai sebuah karya.
Terima kasih atas karya yang bisa membuat saya punya rasa percaya diri untuk kembali berkarya. Terima kasih atas inspirasi yang sudah dibagi dan sebisa mungkin akan saya bagi lagi kepada teman-teman saya untuk sama-sama bisa berkarya.



Terima kasih atas saran ketika audisi SUCI 7 di Jakarta, kalau mau perform jangan kebanyakan makan gorengan :))
Sekali lagi, terima kasih, Mr. World Tour.





Salam,
#MariBerkarya
Hertantyo Wahyu Prakoso
Mahasiswa Fakuktas Ilmu Komunikasi
Universitas Subang

Ini Instagram-ku, dan ini Twitter-ku.


Rabu, 14 Juni 2017

Bersih-Bersih Blog

*srek-srek-srek*
(ceritanya suara sapu menyentuh daun kering di halaman)

Dengan dibukanya kembali blog ini, maka kegiatan bersih-bersih akan dipersiapkan untuk kembali berkarya.

Salam perindu pena,
Di sudut layar, 05.00 WIB
14-06-2017 - Ramadhan ke-19

Hertantyo Wahyu Prakoso
#MariBerkarya

Your IP Address

Comment with Facebook

Pengunjung Negera

free counters