Senin, 03 Juli 2017

Berteriak Tanpa (Perlu) Bersuara

Berteriak tanpa (perlu) bersuara?
Terdengar seperti ngode, ya?

Beruntung, saya bisa belajar komunikasi yang mempelajari hal kode-mengkode. Jujur, agak kurang suka dengan jenis komunikasi non verbal ini. Pertama, karena apa yang ada di dalam hati kita, orang gak pernah tahu. Kedua, saya tipe orang yang susah nebak isi hati dan pikiran orang—karena kalo salah, nanti jatuhnya akan su'udzon.

Tapi,  memang gak ada yang bisa disalahkan, kalo memang kita gak mau bicara. Biasanya kita lempar status; kasih tahu apa yang sebenarnya kita mau. Ada yang blak-blak'an, jujur terus terang. Ada juga yang nyindir, pake kode-kode. It's okey, no problem. Bikin status biasanya orang (malah) mudah terbuka dibanding kalo kita ngomong langsung ke orangnya. Tapi hati-hati, bikin yang jujur, orang akan menilai kamu ngomong di belakang, bikin yang nyindir, orang akan jadi baper.

Semua pilihan ada sebab-akibat. Ada resiko yang harus sama-sama ditanggung. Kita gak boleh semena-mena membenci orang yang jujur bercerita lewat sosmed, bisa jadi kekuatan berkomunikasinya memang lewat tulisan. Dan kita juga gak boleh tersinggung, ketika membaca status orang lain. Atau mungkin ketika orang lain memilih untuk diam.

Jangan salah, kita sedang diam saja, itu kita juga sedang berkomunikasi, lho.
Terus, apa hubungannya dengan judul postingan ini?

Hehehe, malah jadi bahas panjang lebar yah. Tapi saya harap sih masing nyambung.


Oke.
Judul postingan ini saya buat untuk mengingat kembali apa sudah pernah saya lakukan. Berawal dari tagline sebuah brand kaos mahasiswa asal Malang, membuat saya paham, apa arti suara hati, suara tubuh, suara tangan, suara mata, dan suara-suara anggota tubuh lainnya.

Kekuatan komunikasi non verbal ini akan mengajak kita untuk jendela hati(nya) dunia. Membaca gerakan tubuh lawan bicara kita, membaca mimik muka lawan bicara kita, bahkan dengan membaca komunikasi verbal saja yang jelas-jelas sudah jelas tertuang dalam tulisan atau terdengar oleh telinga kita, akan ada teriakan yang belum kita dengar dan kita lihat. Ada kode-kode yang belum terpecahkan, yang mungkin masih dirahasiakan. Mungkin juga belum bisa diterangkan dengan sejelas-jelasnya. Mungkin belum siap menjelaskan pada saat itu juga.

Karena dengan begitu, akan ada cerita-cerita menarik di kemudian hari. Akan ada komunikasi lagi diantara kita. Akan ada silaturahim bertemu berjumpa dan bercerita.

Indah, bukan? Maaf kalo memang bukan Indah. Bukan maksud su'udzon. Kalo gak terima, yuk, ngobrol baik-baik. Kalo udah baik kan enak buat ngobrolnya.

-----------------------------------------------

Menutup postingan dengan ala kadarnya.

-----------------------------------------------

Di sudut layar, menatap dengan mata setengah sadar.
Hari ketiga di bulan setelah Juni pada tahun 2K13.
Di waktu yang bersamaan dengan bangunnya kedua orang tua untuk menjemput rezeki; untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menghidupi anak yang saat ini sedang menganggur.


Your IP Address

Comment with Facebook

Pengunjung Negera

free counters