Sabtu, 20 Agustus 2011

Rindu Rasul - Idolaku, Rasulullah SAW

 
Idolaku, Rasulullah SAW

Banyak hal yang dapat membuat seseorang mengagumi sesuatu. Salah satunya karena ada yang membuat ia jatuh cinta. Rasa ingin memiliknya, merindukan jika ia tidak melihatnya, atau bahkan mengklaim sesuatu itu adalah bagian dari hidupnya. Entah sesuatu itu berwujud sebagai makhluk hidup atau benda mati.


Semasa kecil ketika duduk di bangku sekolah dasar, aku sering melihat televisi di sebuah acara audisi pencarian bakat menyanyi yang dulu bernama AFI (Indosiar). Ada banyak jagoan saya yang sempat sempat idolakan. Mungkin karena suaranya yang khas dan menarik perhatian. Baik perempuan maupun laki-laki. Kalau enak di dengar dan nyantol di hati, suasana yang tadinya bad mood jadi adem.

Tapi itu dulu, ketika aku belum begitu mendalami agama. Setelah lulus sekolah dasar, aku melanjutkan ke SMP berbasis Islam. Karena aku gagal lolos ke Sekolah negeri yang aku dambakan. Sempat terbesit minder dalam diri. Mungkin karena aku dari keluarga yang sederhana dan biasa. Dalam pikiranku yang namanya masuk sekolah berbasis Islam begitu orang-orang yang kental dengan ajaran Islam sehari-harinya. Tapi pemikiran semasa kecilku itu salah besar. Aku terdaftar menjadi siswa di SMP Muhammadiyah 1 Sragen.

Hampir dibikin bingung saat menerima pelajaran pendidikan Agama Islam, karena kurikulumnya di pecah menjadi per sub. Tidak seperti di sekolah negeri pada umumnya. Yang hanya menerima 1 mata pelajaran, pelajaran Agama Islam. Dan dari situlah aku mulai mengenal Islam lebih jelas, khusus serta terbagi. Seperti tentang sejarah Islam, Al Qur’an dan Al Hadist, Tauhid Islam, dan lain sebagainya. Yang jelas dari pelajaran Islam dibagi menjadi enam mata pelajaran.

Aku mengenal sosoknya lebih dekat ketika pelajaran sejarah Islam tentang nama-nama Nabi. Tentunya diterangkan oleh guru Agamaku. ”Rasulullah adalah suri tauladan bagi semua Umat. Maka patut dijadikan sebagai idola,” Kata-kata itu langsung mengingatkan aku saat-saat mengidolakan seseorang. ”Ya, Nabi Muhammad patut dijadikan sebagai idola kita. Bukan seperti artis atau selebritis.” lanjut guruku. ”Apalagi kita tidak tahu asal-usulnya dari mana, apa Agamanya, seperti apa sifat dan kelakuannya. Idola adalah panutan. Jangan sampai kita mengkiblat kepada mereka hingga meniru semua apa yang dilakukannya. Terutama perilaku yang tidak baik, fanatik, bahkan memuja puja sang idola yang salah. Jadi alangkah baiknya kita berpanut kepada Rasulullah, Nabi akhir zaman. Sifat-sifat terpuji, kemandiran, yang dimiliki oleh Nabi wajib dicontoh.” pungkas Beliau menyampaikan.

Ditambah penjelasan guru, aku begitu sangat terpukul karena dulu aku telah mengidolakan orang yang salah. Apalagi dia seorang yang non muslim. Sungguh aku sangat menyesal dan segera menghapus daftar idola-idolaku. Dan menggantikan tunggal idolaku adalah Nabi Muhammad. Menjadikannya suri tauladan kita.

Aku terus mencari sifat-sifat Nabi Muhammad yang sangat penting. Yaitu sidik, amanah, tabligh, fathonah. Keempat sifat tersebut wajib bagi kita kita implementasikan dalam kehidupan kita sebagai perwujudan cinta dan mahabbah kita kepada Rasulullah dan semoga kita menjadi golongan orang yang mendapat predikat fidunya hasanah wafil akhiroti hasanah.

Setelah mengetahui bahwa tiada lain idola kita selain Rasulullah. Aku sangat berhati-hati jika kembali jatuh cinta kepada seorang ataupun public figure. Sehingga aku tidak jatuh pada kefanatikan. Aku mensiasatinya dengan cara tidak menyukai orangnya. Melainkan hasil karyanya. Entah itu sebuah lagu ataupun karya seni yang lain.

Aku teringat kepada kisah Nabi yang pada saat dilahirkan. Sebelum lahir Rasulullah sudah ditinggalkan Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib saat masih dalam kandungan. Ibu Nabi Muhammad, Aminah meninggalkan Rasulullah pada usia enam tahun. Selang dua tahun kemudian kakek yang mengasuh Nabi, Abdul Muthalib meninggal. Sejak itu Rasulullah diasuh oleh Pamannya pada usia delapan tahun. Jika menyikapi perjalanan hidupnya, Nabi Muhammad begitu sangat tabah dan tegar. Maka itulah aku berlomba dalam kebaikan. Sampai akhirnya nanti, aku ingin mendapatkan safaat yang dijanjikan Rasulullah. Dengan cara menegakkan Agama-Nya.

-o0o-

*Picture taken from here.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Rindu Rasul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your IP Address

Comment with Facebook

Pengunjung Negera

free counters